Arsitek design rumah saat ini mengalami perkembangan yang cepat. Hal ini wajar
karena merupakan keharusan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin lama
semakin maju dan bila di lihat semakin lama bumi kita juga semakin terkikis
dengan bentuk rumah yang tidak ramah lingkungan.
Sebuah penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian atap mempunyai
tinggi sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar 25 persen.
Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof mempunyai suhu udara
lebih rendah, yaitu sekitar 3 derajat hingga 4 derajat Celsius dibandingkan
dengan suhu udara di luar ruangan.
Green roof dan green wall juga berfungsi sebagai filter udara yang
membuat udara lebih bersih. Sebagai informasi, setiap satu meter persegi rumput
di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara yang kotor
setiap tahunnya. Untuk info lebih jelas bisa dilihat di http://smartlandscape.blogspot.com/2008/01/green-for-blue-planet.html
Gerakan ramah lingkungan harus terus kita galakan dan sosialisasikan
dalam kehidupan sehari – hari baik dalam pembangunan rumah atau yang lainnya.
Namun bagi beberapa orang gerakan go green dalam membangun rumah atau interior
di dalam rumah tidaklah mudah dan gampang karena banyak sebagian orang tidak
terbiasa dengan pola kehidupan go green tersebut. Akan tetapi kita mau sampai
kapan jika kita selalu malas dan tidak mau membiasakan diri kita dengan pola
hidup go green. Berikut tipsnya bagi Anda yang ingin mencoba dan belajar hidup
go green baik dalam arsitek rumah dan arsitek interior dan sebagainya :
Maksimalkan jendela rumah
Fungsi jendela rumah untuk mengatur sirkulasi udara dan cahaya dapat Anda maksimalkan untuk menghemat energi listrik pendingin ruangan / AC (air conditioner) jika Anda belum bisa dan belum mengetahui cara menghemat energi sebaiknya konsultasikan kepada konsultan arsitek design interior Anda. Untuk mengurangi panasnya pantulan sinar matahari dan mengeliminir temperature dingin di dalam ruangan (khususnya ber-AC), gunakan fasade kaca pintar. Dengan menggunakan kaca jenis ini, suhu udara di lingkungan sekitar lambat laun akan mulai menurun.
Fungsi jendela rumah untuk mengatur sirkulasi udara dan cahaya dapat Anda maksimalkan untuk menghemat energi listrik pendingin ruangan / AC (air conditioner) jika Anda belum bisa dan belum mengetahui cara menghemat energi sebaiknya konsultasikan kepada konsultan arsitek design interior Anda. Untuk mengurangi panasnya pantulan sinar matahari dan mengeliminir temperature dingin di dalam ruangan (khususnya ber-AC), gunakan fasade kaca pintar. Dengan menggunakan kaca jenis ini, suhu udara di lingkungan sekitar lambat laun akan mulai menurun.
Lantai Ramah Lingkungan
Material arsitek design seperti lampu, lantai kayu untuk lantai sebenarnya tidak hanya terbuat dari ubin namun juga bisa menggunakan bahan-bahan alami. Jika selama ini, lantai di rumah lebih kerap menggunakan ubin atau kayu maka kali ini Anda bisa membangun lantai yang bermaterialkan bambu.
Material arsitek design seperti lampu, lantai kayu untuk lantai sebenarnya tidak hanya terbuat dari ubin namun juga bisa menggunakan bahan-bahan alami. Jika selama ini, lantai di rumah lebih kerap menggunakan ubin atau kayu maka kali ini Anda bisa membangun lantai yang bermaterialkan bambu.
Selektif menggunakan pemanas air
Batasi penggunaan pemanas air dan hanya gunakan pada saat diperlukan. Karena sering tanpa disadari, Anda tetap menyalakan pemanas air meski sedang tidak banyak yang menggunakan untuk mandi.
Batasi penggunaan pemanas air dan hanya gunakan pada saat diperlukan. Karena sering tanpa disadari, Anda tetap menyalakan pemanas air meski sedang tidak banyak yang menggunakan untuk mandi.
Gunakan kompor induksi
Pilihan lain menghemat energi gas dan minyak yakni menggunakan kompor
induksi. Memasak dengan kompor ini lebih cepat matang dibanding kompor
biasa.Berbeda dengan kompor pada umumnya, kompor ini mungil dan tipis sehingga
akan terlihat sangat mungil jika diletakkan di dapur.
Kelebihan
kompor Induksi
-
Bertenaga dan efisien.
Pada kompor IH, energi yang terbuang hampir
tidak ada, pengubahan energi listrik ke panas berlangsung dengan efektif.
Sehingga dengan daya listrik lebih kecil, kompor IHmampu mendidihkan air lebih
cepat dari kompor gas. Tapi, jika dibandingkan dengan sistem pembakaran seperti
pada kompor gas yang menyebabkan daerah sekeliling panci juga ikut panas,
sistem IH hanya memanaskan daerah sekitar alas. sehingga akan ada beberapa
jenis masakan yang kurang cocok jika menggunakan sistem IH ini. kesimpulannya
adalah: efektifitas panas yang dihasilkan di sini tidak selalu disertai dengan
efektifitas dalam proses memasak.
-
Tidak mengeluarkan api
Berbeda dengan pemanasan yang menggunakan
api, sistem IH yang tidak menggunakan api ini menghasilkan kemungkinan terjadi
kecelakaan luka bakar yang rendah dan tingkat keamanan yang tinggi. selain itu,
proses ini juga tidak memanaskan udara di sekitarnya, sehingga orang yang
sedang berada di dekat alat masak IH tidak akan merasa kepanasan.
-
Mudah dalam mengatur temperatur
Melalui pengaturan jumlah arus listrik yang
mengalir di kumparan, tingkat kepanasan IH dapat dengan mudah disesuaikan
dengan panas yang dibutuhkan.
-
Tingkat keamanan tinggi
Hal ini sesuai dengan keuntungan nomer 2 di
atas, karena tidak mengeluarkan api resiko luka bakar hampir tak ada. Resiko
kebakaran karena jilatan api yang menari-nari karena angin jugabisa dikatakan
mendekati nol. Selain itu, dalam keadaan kumparan teraliri arus listrik,
permukaan IH tidak akan terasa panas jika disentuh dengan jari yang hanya akan
teraliri listrik dalam jumlah kecil (dalam kondisi tidak sedang menggunakan
logam seperti cincin, gelang, dkk). Tidak adanya proses pembakaran menyebabkan
tidak adanya risiko terjadinya kekurangan oksigen dalam ruangan. Tapi ingat,
menyentuh panci, wajan atau alat masak dalam keadaan panas tentu saja bisa
menyebabkan luka bakar loh.
-
Ekonomis
Dengan kemampuan tak jauh berbeda dengan
kompor gas, kompor induksi ini memerlukan lebih sedikit energi untuk keperluan
yang sama sehingga tagihan listrik juga lebih murah.
Namun,
untuk panci berbahan aluminium yang bertahanan listrik rendah, kurang cocok
untuk kompor jenis ini
(Dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment